Mau Tahu Cara Menerbitkan Buku di Penerbit Andi
Mau Tahu Cara Menerbitkan Buku di Penerbit Andi
Oleh: Siti Nurlatifah
Assalamualaikum dan selamat malam kepada bapak/ ibu
guru hebat dari Sabang sampai Merauke. Puji syukur saya panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan anugerah pada saya pada malam hari ini, sehingga
masih bisa mengikuti pembelajaran online
bersama Om Jay dan kawan-kawan dalam keadaan sehat wal afiat. Tak terasa
waktu terus berjalan, hingga pertemuan ke-16.
Dunia penerbitan saat ini telah menghadapi suatu
permasalahan akibat dari panndemi yang belum ada kepastian kapan berakhirnya.
Dunia penerbitan adalah dunia bisnissemata, yang tentu di dalamnya diikuti
dengan idialisme. Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan,
yang mana dalam hal ini penjualan buku untuk bisnis penerbitan. Outlet utama
bisnis penerbitan buku adalah toko buku, yang menjadi soko guru dari bisnisini,
sehingga ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem yang khas. Pandemi
ini betul-betul meluluh lantakan semua bisnis, wwwalaupun tidak semuanya terdampak,
akan tetapi dunia penerbitan menjadi salah satu terdampak yang sangat
signifikan.
Pada bulan Januari sampai bulan Februari 2020, omzet
toko buku masih sangat normal, dan tidak ada tanda-tanda terjadinya pusaran
badai yang tidak terduga. Namun, stelah Bapak Jokowi mengumumkan masuknya
Corona ke Indonesia, benih badai besar ini benar-benar telah tersemai, dan
membesar dengan deret multiplikasi yang luar biasa. Menjadikan semua lini
kegiatan mendadak terhenti. Laju bisnis yang tadinya masuk di gigi lima,
mendadak harus ngerem dan mengganti gigi ke gigi paling rendahyaitu satu.
Bahkan terkadang harus memarkirkan bisnisnya sementara waktu, sambil melihat
keadaan.
Berlakunya PSBB di beberapa daerah, otomatis Toko
buku andalan penerbit yaitu Gramedia, memarkirkan bisnisnya di sisi pit stop,
artinya terhenti sama sekali. Dari omzet normal dan terhenti di pit stop
menjadikan omzet terjun bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya.
Outlet yang tertutup, menjadikan beberapa penerbit
ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnis nya kembali. Hal ini berdampak secara
langsung ke produksi buku, hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukan
naskah ke penerbit menanti bersemi di toko buku.
Setelah tiga bulan parkir di Pitstop, tampaknya
secercah harapan muncul ditengah badai yang tidak menentu, setelah beberapa
daerah telah memetakan pandemidengan baik, dan mencoba berani untuk bergerak.
Di bulan Juni-Juli saat ini dapat dikatakan Gramedia
sebagai outlet toko buku telah mulai membuka gerainya hingga mencapai angka di
80% di seluruh Indonesia. Berakibat bergeraknya kembali semangat penerbit-penerbit
untuk memulai New Normal. Rebound yang terjadi ini menuntut penerbit untuk
dengan cepat memutuskan apakah melaju kembali ataukah menunggu terlebih dahulu
keadaan menjadi lebih pasti.
Melaju, tentunya membutuhkan dana. Sementara roda
cash flow hampir terhenti dua bulan hingga tiga bulan, shingga gambling keadaan
pun terjadi. Banyak penerbit yang telah kehabisan nafas sehingga tetap
memutuskan untuk memarkirkan bisnisnya sambil menunggu keadaan. Sementara
penerbit jika tidak mengambil kesempatan untuk mengisi pasar, tentunya akan
semakin terpuruk. Penerbit dapat memetakan buku-buku apa yang masih dapat
dikembangkan saat keadaan chaos seperti ini.
Ada beberapa pengalaman dari penerbit Andi yaitu
tentang identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan chaos
seperti ini. Penerbit Andi sangat beruntung tema-tema yang up to date mengenai
virus corona, telah ditebar ke penulis-penulis sebelumnya, sehingga dengan
cepat kami mendapatkan bahan-bahan buku-buku yang berkaitan dengan virus dengan
cepat. Kesiapan penulis, dalam menuliskan materi pada sebuah buku menjadikan
tantangan sendiri, mengingat bahan-bahan sumber rujukan masih belum
tersediadengan mudah.
Penerbit Andi mempunyai database penulis yang cukup
baik, sehingga dengan cepat penerbit Andi mengidentifikasi siapa penulis yang
berkompeten di bidang ini. Dengan cepat penerbit Andi meramu materi, kemudian
launch, dan beruntung mendapatkan sambutan yang baik.
Buku-buku pendidikan, juga tetap dipertahankan
produksinya, karena penerbit Andi yakin bahwa buku ini tidak lekang oleh
keadaan apapun. Oleh karena itu, produksi buku dikonsentrasikan ke buku
pendidikan yang mempunyai pasar yang sangat stabil setiap tahunnya.
Dalam hal ini keputusan-keputusan strategik sangat
diperlukan, mengingat ketidakpastian yang sangat besar untuk memproduksi buku.
Penerbit Andi memarkirkan 50%
mesin-mesin untuk mengurangi beban biaya produksi, otomatis tenaga kerja
yang menggerakkanya pun dikurangi jam kerjannya walau tidak begitu drastis.
Banyak hikmah yang didapatkan kali ini. Di sisi penulis, penulis harus selalu
siap untuk mendapatkan peluang yang mungkin tidak diperkirakan sebelumnya.
Penguasaan materi, penguasaan penguraian materi, eksekusi penulisan, hingga
penawaran ke penerbitan diperlukan
kelihaian tertentu.
Penulis yang siap menerima kesempatan ini adalah
penulis yang selalu berlatih untuk selalu mengeluarkan bahasa lisan ke dalam
bahasa tulisan yang dapat di baca oleh pembacanya. Ttentunya dengan terstruktur
baik, dan tidak ada distorsi makna yang sampai ke pembacanya.
Seperti halnya media WA yang di kelola oleh Om jay,
merupakan latihan yang sangat luar biasa bagus untuk menyiapkan keahlian kita
dalam mengungkapkan apa yang kita pikirkan, ke dalam tulisan yang dibaca,
diinterpretasi oleh pembaca tulisan kita.
Semuanya perlu proses latihan dan kemauan,sehingga
tidak ada yang instan. Oleh karena itu, komunitas belajar menulis merupakan
sarana latihan dalam menangkap peluang yang mungkin tidak selalu ada. Menulis
perlu latihan, latihan perlu waktu perulangan secara rekursif (looping)
berkali-kali sehingga kita akan semakin lihai dalam mengelolakata yang
dirangkai dalam tulisan.
Bakat hanyalah 1%, sisanya adalah kerja keras,
tekun, dan berlatih menulis. Blog adalah jalur yang sangat bagus untuk kita mulai
menulis, karena di dalam blog tidak ada penolakan kejamseperti penerbit menolak
tulisan kita tawarkan. Penerbit akan selalu melihat sisi ekonomi dalam setiap
tulisan kita, sehingga kemurnian keputusannya di dasarkan oleh bisnis semata.
Terkadang tulisan kita yang luar biasa, tidak terlihat oleh penerbit yang hanya
melihat busines processnya saja, bukan writing processnya.
Dengan sudut pandang ini, kita perlu sedkit
berempati kepada penerbit yang merupaakan penjual komoditas tlisan. Empati yang
harus dilakukan adalah mencoba melihat visi misi penerbitnya. Kebiasaan
tema-tema yang diterbitkan oleh penerbit. Intip juga buku-buku best sellernya
yang biasanya dipampang di toko buku di rak Best Seller. Tidak ada buku
best seller by design atau dirancang, didesain untuk laku keras. Buku yang laku
keras adalah buku yang blessing.
Kiat-kiat
untuk menjadi penulis yang baik hingga tembus ke penerbit antara lain:
1. Tulislah
tema yang kita sukai dan dikuasai.
2. Tulislah
dengan terstruktur
3. Muatlah
tulisan tersebut di blog
4. Sebarkan
blog tersebut pada teman
5. Jika
sudah percaya diri, buatlah proposal ke penerbit (berisi garis besar tulisan
yang dapat ditawarkan ke penerbit)
6. Tulislah
rencana tulisan kita dengan target market yang dituju, syukur-syukur bisa menawarkan rancangan pemasarannya. Sebab pemasaran era normal sangat bebeda
dengan pemasaran di era normal sebelumnya.
Hal-hal penting yang
akan dilihat oleh penerbit terhadap tulisan kita antara lain:
1 1. Tema
2. Judul
utama
3. Outline
tulisan
4. Pesaing
buku dengan tema yang sama
5. Positioning
buku (harga, usia pembaca, gender, pendidikan)
6. Alasan
mengapa buku tersebut di tulis. Supaya penerbit tertarik sebaiknya penulis
dapat sedikit”Ngecap”.
Ke
depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book untuk media printing
offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya. Ke depan media-media selain
buku akan semain banyak menghiasi dunia pendidikan. Persiapan hal ini dengan
baik, karena hal ini membutuhkan keahklian yang berbeda dengan sebelumnya.
Sebaiknya kita tetap mendokumentasikan pencarian keilmuan kita. Dengan
dokumentasi yang terstruktur, pembaca akan dapat mewarisi ilmu kita dan bahkan
mengembangkannya di kemudian hari. Ilmu kita akan immortal tidak lekang oleh
keadaan jaman, dan selalu dikenang menjadikan legacy ke anak cucu kita.
Dokumentasi
dalam bentuk buku, akan penerbit Andi kirimkan
ke Perpustakaan Naional dengan deposit, yang dilindungi oleh
undang-undang.
Penjelasan
Penerbit andi tentang penerbitan buku
1. Proposal
berisi tentang judul buku, outline rencana buku dalam bentuk bab dan sub bab,
sinopsis buku, CV penulis. Sertakan pula sampel bab yang sudah ditulis minimal satu bab, sehingga memudahkan bagian
editorial memerkirakan kemampuan editting mandiri penulisnya.
2. Konten
buku bebas, boleh fiksi maupun non fiksi
3. Lama
proses penerbitan yaitu untuk proses review selama satu bulan, proses pra
produksi layout cover elama satu bulan, proses produksi satu bulan,.
4. Penulis
menyerahkan naskah ke penerbit dalam bentuk file word, tanpa cover sebab cover
akan dibuatkan oleh team desain penerbit.
5. Tiap
bulan penerbit menerima 150-300 judul,
dan biasanya penerbit hanya 10-15 persen dari naskah masuk untuk bisa terbit.
6. Semua
pembiayaan dari penerbit dan penulis tidak mengeluarkan biaya apapun.
7. Modul
pembelajaran pun diterima oleh penerbit asalkan sesuai dengan kurikulum.
8. Untuk
royalti sebesa 10% dari harga jual yang akan dibayarkan setiap 6 bulan.
9. Penulis
akan mendapatkan sampel 6 eksemplar.
10. Untuk
ukuran kertas yaitu ukuran Unesco 16 x 23 cm dengan jumlah 15-200 halaman.
11. Ukuran
minimal sejak 2018 adalah A5, namun jika terbiasa menggunakan A4 juga
dipersilahkan.
12. Penerbit
hanya merespon proposal yang diterima saja, untuk yang tidak diterima biasanya
tidak direspon (3 bulan dead line).
13. Tingkat
penolakan proposal sangat tinggi, nyaris 85% hal ini berkaitan dengan
penyelesaian proposal terlebih dahulu yang secara historik tidak berhasil
menjadi buku. Hal inilah yang mendorong penerbit untuk membuat Apps proposal.
Tujuannya adalah untuk memantau perkembangan penulisannya.
14. Apps
ini akan ada di play store sehingga dapat diinstal di hp. Bahkan reminder-reminder
tahap-tahap penulisan buku akan diberikan di apps tersebut.
15. Pengiriman
naskah melalui email: edis.mulyanta@gmail.com
Kesimpulan
Dunia
tulis-menulis tidak akan mati, terus berkarya bagaimanapun keadaanya, karena di
luar sana masih banyak pembaca yang menginginkan relung keinginan tahuannya
dari tulisan kita. Penerbit Andi akan mencoba menjembatani semampunya di tengah
perubahan jaman yang luar biasa.
Subang, 6 Juli 2020
Nama :
Siti Nurlatifah
Unit kerja :
SDN Hegarmanah Kec. Pusakajaya
Fb : Latifah zaeni
keren ibuu... ada beberapa kata yang kurang huruf, tp garis besarnya baguuss, lengkap..!
BalasHapusKeren bu..srmangat terus
BalasHapusMantap ibu.. kita dapat ilmu lagi
BalasHapushttps://kinakana.blogspot.com
Mantap..semangat terus biar bisa tetap nulis hingga jadi buku,
BalasHapusTap Mantap resumenya BuLat
BalasHapusSemangat utk menghasilkan karya ...
BalasHapusMantab...selalu semangat menulis bu
BalasHapusOk mantap Bu Latif..semangat ya bu
BalasHapus